Seeparuh usiaku mendaki tiada
Sepeluk rindu menghujat makna rasa
Bulir-bulir pilu kepul asapi dirimu
Yang berlalu pada tarikan nafas pertama
Aku masih di sini
Kendi tanah liat suguhan sebelum dahar
Menyentuh libidoku untuk menari
Pada sketsasketsa yang terhampar beku
Tentang rumput, bunga edelweis dan deru angin barat
kedua kali
Matahari sembunyi di balik kabut merah
Menanti hari akhir ditemani semangkuk mi instan
Kusapa dari jauh
Menyapa rembulan malam
Yang dikebiri luka dan doadoa
Memasung jiwa dalam puja sunyi
Puluhan kilometer dari seberang lautan
Mataku telanjang menumbuk puncak
Airmataku tiada kan berhenti
Semenjak senandung dongeng-dongeng memaknai hidup
Tiada arti.......
Senin, 29 Desember 2008
Langganan:
Postingan (Atom)